Dengan didukung
oleh orang-orang muda Lembata yang tergabung dalam Komunitas Pelangi Adventure
(KPA) , 3 SD (Atakowa, Lewogroma, Atadei) dan 1 Madrasah (Kedang) di 4 desa berbeda di Lembata disurvey sekitar bulan Maret.
Jumlah total anak-anak dari 4 sekolah ini adalah 172 anak. Karena faktor lokasi yang
berjauhan (biasaya jika sekolah berdekatan, kegiatan digabung bersama antara 2
SD), kami memutuskan untuk melakukan kegiatan di SD Atakowa, sedangkan 3 SD
lainnya akan ditindaklanjuti oleh teman-temanKomunitas Pelangi Adventure Lembata (KPA). Kegiatan
di SD Atakowa, Kecamatan Lebatukan ini akan dijadikan sebagai trigger sekaligus
pengenalan bagi teman-teman KPA. Tapi SFF akan membawa semua barang yang terkumpul, dari Maumere ke Lembata. Barang-barang untuk 3 sekolah lain, akan diurus oleh teman-teman KPA.
Foto-foto
berikut merupakan kondisi fisik SD Atakowa, yang berada di atas bukit, sekitar
3 jam dari pusat kota. Kondisi jalan akses kesini buruk. Sumber air minum masih
berharap pada air hujan yang ditampung di bak.
Kelas 1 yang agak terpisah dari kelas-kelas lain.
Kelas 3. Tanpa hiasan di dinding, tanpa foto presiden, tanpa peta.....
Alas kaki dan tas salah satu siswa SD Atakowa.
Biar debunya tidak beterbangan, lantai tanahnya disiram dulu sebelum dan di tengah-tengah waktu sekolah
Dari data dan kunjungan
langsung ini, lantas tim inti Shoes For Flores (SFF) mulai dengan meeting dan
perencanaan kegiatan. Dokumen-dokumen ini kemudian dipublish untuk fund
raising. Karena SD Atakowa dan dua SD lainnya belum punya kelengkapan buku
bacaan yang memadai untuk perpustakaan, maka SFF sepakat untuk menambahkan buku
bacaan dengan menggandeng beberapa organisasi/komunitas pengumpul buku,
termasukDonasi Buku.
Sambil menunggu proses fund
raising, tim inti SFF sudah mulai dengan rencana-rencana aksi, brainstorming,
dan penyususunan anggaran belanja, pembagian koordinator ( koordinator game,
koordinator transportasi, koordinator acara, koordinator logistik, dll. - SFF
punya kebijakan untuk mengganti koordinator setiap kali kegiatan dengan tujuan
agar tiap volunteer punya kesempatan untuk belajar menangani semua bidang).
Menjemput paket berisi buku kiriman dari Jakarta. Bolos kerja sebentar, tak apa...
Kiriman sepatu pun datang..Yippiiii....
Catat tugas...berdasarkan data survey....
Setelah
dana terkumpul sesuai kebutuhan, maka dilanjutkan dengan membelanjakan
barang-barang yang belum genap dikumpulkan. Paling sering yang dibelanjakan
adalah pakaian seragam Nasional, Kaos kaki, sepatu (jika masih kurang),
alat-alat tulis, dan snack/susu/vitamin untuk anak-anak. Selain itu,
perlengkapan sederhana untuk menunjang acara game (balon, pita, dll). SFF sepakat bahwa kali ini setiap anak mendapatkan: - sepasang sepatu hitam + kaus kaki - sepasang seragam nasional - satu buah tas ransel/backpack - satu pack buku tulis + set alat tulis komplit (pensil/bolpoint/penghapus/peruncing/penggaris) - 5 buku bacaan + ensiklopedia - satu bungkus snack - satu sikat gigi + pasta gigi
Kami berupaya menambahkan jumlah barang setiap kali kegiatan. Apalagi bila jarak semakin jauh. SFF juga menetapkan standar untuk buku bacaan apa yang cocok, yang bisa memancing minat anak-anak. Pengalaman berkali-kali kegiatan juga interaksi yang langsung terhadap anak-anak saat survey maupun saat kegiatan dihelat, memberi kami banyak pengetahuan soal mental serta minat baca anak-anak, khususya di daerah-daerah terbelakang. Itulah juga alasan SFF membuat semacam panduan - barang-barang seperti apa yang cocok bagi anak-anak di daerah demikian (lihat 'Panduan Donasi Barang').
setelah semua barang terkumpul, lanjut
dengan pengepakan. Untuk tahap ini , data dari sekolah sangat krusial, harus
lengkap dan detail khususnya menyangkut ukuran kaki untuk sepatu, jenis kelamin
anak agar seragam tidak tertukar, dll. Itulah sebabnya kenapa proses komunikasi
dengan pihak sekolah amat penting. SFF menganggap kejelasan data merupakan
tanggung jawab moril atas kepercayaan para donatur yang telah menyumbang. Kami, dan para donatur tentu
saja ingin setiap barang yang diberikan betul-betul pas, bermanfaat, dan tepat
sasaran. Bukan hanya karena dana, namun pengorbanan non material seperti ide
dan waktu untuk merencanakan ini semuah patut 'terbayar' dengan ketepatan
barang-barang yang kita siapkan dengan kondisi fisik dan kebutuhan
masing-masing anak. Satu seragam saja salah, bagi kami rasanya sudah
tak sempurna lagi, apalagi melihat bagaimana raut sedih dan kecewa sang anak
karena saat pembagian hanya dia yang tidak lengkap/kurang.
Jangan teler dulu,kaks..lapaknya belum kelar....
Ukuran berapa? Yang mana rok? Yang mana celana? Hayooooo....
Jangan lupa bungkusan snack, kue, permen, minuman ringan, untuk anak-anak.
Berapa dus jadinya? Berapa mobil butuhnya?
Hari H, tanggal 4
Mei, sesuai rencana tim volunteers SFF dari Maumere berangkat ke Larantuka.
Menginat kapal ke Lembata hanya berlayar dua kali sehari, volunteers nginap
semalam di rumah volunteers SFF LarantukaOm Ambo Keransdan istri yang juga merupakan anggota
komunitasLamaholot Big Family (LBF)yang sebelumnya menjadi komunitas yang
bersama SFF melaksanakan kegiatan di Tanjung Bunga (SFF season 5). Total
17 volunteers SFF dari Maumere dan Larantuka yang berangkat ke Lembata. Jumlah dus besar barang khusus anak-anak yang kami bawa ada 11 dus.
Siaga naik ke kapal.
View di atas kapal dalam perjalanan ke Lembata. Good book needed.
Memindahkan barang dari kapal ke mobil jemputan di pelabuhan Lembata
Dapat support mobil itu betul-betul berarti bagi SFF. Thanks!!
Usai
menyapa teman-teman Komunitas Pelangi Adventure yang dikoordinasikan oleh
brotherSang Adji, tim SFF makan siang sejenak
di Lewoleba. Sekitar jam 14.30, kedua rombongan berangkat bersama. Tiba
dan disambut warga Atakowa, volunteers lantas berkoordinasi dan mulai
dengan kegiatan, dipuncaki oleh Nonton Bareng anak-anak dan wargabersama-sama
di SD.
Kegiatan SFF di hari esoknya, dibuka dengan senam pagi, hal baru bagi kami dan
semoga akan menjadi salah satu acara tetap bila nanti kemudian di season
berikut. Penyuluhan kebersihan, sikat gigi, disusul oleh Kelas Inspirasi.
Menjelang tengah hari diadakan pengecekan tumbuh kembang anak, periksa gigi
(lumayan banyak anak yang dicabut giginya hari itu). Pembagian bantuan berupa
tas, sepatu, seragam, dan alat-alat tulis per anak tetap menjadi highlight.
Selain itu SFF
juga menyerahkan sejumlah bantuan pendukung kegiatan belajar seperti poster
pahlawan/organ tubuh/berhitung dll dalam jumlah yang cukup banyak, disusul
puluhan buku bacaan pelengkap perpustakaan. Tak lupa, seperti biasa SFF juga
memberikan apresiasi kepada para guru hononer. Overall, kegiatan kunjungan
ke Lembata kian membuka mata kami akan kondisi saudara-saudara, juga semangat
tak padam untuk maju.
Pemutaran film sebenarnya direncanakan di halaman sekolah. Apa daya, angin kencang dan kita kuatir anak-anak menggigil kedinginan, sehingga kita pindahkan ke ruang Kepala Sekolah.
Salah satu volunteer masih konsen membuat konsep game besok. Sedangkan teman-teman lain sudah terkapar lelap.
Pagi-pagi senam dulu, yukkkk...awal hanya anak-anak. Setelah 30 menit merapatlah warga kampung ikut ambil bagian. Setelah foto ini dibuat, sisi kanan dan bagian belakang padat oleh warga. SEMANGAT HOEHHHH!!!!
Duo dokter muda dari Semarang dan Bali, ikutan SFF memeriksa kesehatan dan tumbuh kembang anak-anak.
Dokter gigi langganan SFF, berapa gigikah yang tercabut?
Menyiapkan hadiah-hadiah untuk anak-anak. Sepatu, seragam, buku & alat tulis, tas backpack, dan bonus snack lagi.
Pemasangan sepatu ke kaki anak. Love is around!
Fun is what we need. Setelah kegiatan di Atakowa, kita ngecamp di pantai, api unggunan semalaman, dan bangun pagi dengan pelangi di langit.
Kiranya,
langkah-langkah kecil kami akan menjadi langkah yang panjang. Penghargaan kami untuk teman-teman Komunitas Pelangi Adventure. Kini bertambah lagi keluarga SFF.
“Love only grows by sharing. You can only have more for yourself by giving it away to others.” - Brian Tracy